Showing posts with label Perkembangan sosial emosional. Show all posts
Showing posts with label Perkembangan sosial emosional. Show all posts

19 March 2018

Mengapa Balita Mengalami Mimpi Buruk ?

Beberapa hari terakhir Alaric sering terbangun dan menangis di tengah malam. Kalau kejadiannya di rumah sih ayah dan mama tidak terlalu khawatir. Yang mengkhawatirkan adalah waktu kita menginap di hotel. Tentu muncul perasaan tidak enak dengan tetangga kamar kalau malam-malam begitu Alaric menangis. Takutnya mengganggu tamu lainnya.

Awalnya kami, ayah dan mamanya, mengira dia kecapaian. Tapi kemudian setelah mendengar tangisan dan bicaranya ketika terbangun itu, kami simpulkan kalau Alaric sedang mimpi buruk. Ayah pun menjadi penasaran dan membuka kembali buku tahap perkembangan yang ditulis oleh Robert Chip Wood, Yardstick : Children in The Classroom. Menurut Wood, bermimpi buruk adalah salah satu bagian dari pola perkembangan anak usia 4 tahun. Tentu ini selaras dengan usia Alaric saat ini. 

(Ilustrasi) Balita Mengalami Mimpi Buruk (sumber gambar : mirror.co.uk)

Apa yang Menyebabkan Anak Bermimpi Buruk ?

Mimpi buruk membuat anak-anak merasa takut dan sedih. Inilah yang menyebabkan mereka menangis ketika hal itu terjadi. Mimpi buruk bisa bermacam-macam. Bisa bermimpi tentang hal yang nyata seperti diserang hiu, anjing galak, atau hewan-hewan lain. Bisa juga bermimpi tentang hal yang tidak nyata seperti monster atau hantu. 

Ini hal yang lumrah untuk anak usia 4 tahun karena pada usia ini mereka memang berlebih-lebihan, dan terkadang meanggap monster atau mainan sebagai sesuatu yang nyata. Ayah dan Mama tidak perlu khawatir berlebihan. Kadang-kadang, anak dengan imajinasi yang hidup (tinggi) cenderung lebih sering bermimpi buruk.

Mimpi buruk juga kadang-kadang disebabkan oleh kejadian traumatis. Seperti yang dialami oleh Alaric. Dia pernah bermimpi jatuh dari kendaraan karena memang dia pernah mengalaminya. Kejadian traumatis seperti ini menyebabkan dia memimpikannya beberapa minggu setelah hal itu terjadi.

Jika anak-anak terlalu sering bermimpi buruk, dan berulang-ulang, ini bisa jadi disebabkan oleh stress di siang harinya. Hindari hal ini agar anak tidak mengalami mimpi buruk.

Bagaimana Orang Tua Merespon Mimpi Buruk ?

Setelah mengalami mimpi buruk, anak biasanya ketakutan dan menangis. Yang pastinya mereka butuhkan saat itu adalah rasa nyaman. Terlebih untuk anak-anak usia 4 tahun seperti Alaric. Pelukan dan kecupan ketika dia mengalami mimpi buruk akan membuatnya merasa nyaman.

Respon berikut bisa dilakukan oleh orang tua ketika anak mengalami mimpi buruk :
  • Ketika dia terbangun dari tidurnya yang disebabkan oleh mimpi buruk, setelah memeluk atau mengecupnya, sampaikan kepadanya bahwa itu adalah mimpi buruk. Tambahkan bahwa dia aman karena ada mama atau ayah di sampingnya.
  • Terima anak bermimpi buruk. Maksudnya jangan sekali-kali mengejeknya atau membuat dia merasa tidak nyaman dengan berkata seperti, "Udah, cuman mimpi aja. Tidak usah takut." Biarkan dia merasa bahwa tidak masalah menjadi takut ketika bermimpi buruk. Apalagi untuk anak usia 4 tahun, mimpi buruk terkadang menjadi sesuatu yang nyata bagi mereka.
  • Kadang-kadang anak-anak usia 4 tahun memimpikan sesuatu yang tidak nyata seperti monster. pocong, hantu, dan sejenisnya. Katakan pada mereka bahwa itu semua tidak nyata, dan tidak bisa menyakitinya.
  • Jika esoknya anak menceritakan lagi mimpinya, dengarkan dengan sabar. Jangan sekali-kali mengabaikan atau meremehkannya. Namun jika dia sudah lupa, tak perlu diungkit-ungkit lagi.
  • Ayah dan mama perlu mengecek kegiatan anak di siang hari jika mimpi buruk yang terus terjadi. Apakah anak mengalami stress, kecapaian, mengalami trauma, atau menonton (menyaksikan) hal-hal yang menyeramkan. Hindari anak dari hal-hal seperti itu.
  • Sambil memeluk anak yang mengalami mimpi buruk, bacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an dengan tartil dan irama yang teratur. Ini bisa membuat mereka merasa nyaman selain dekapan orang tua.
Selamat mencoba...
Selamat menjadi orang tua bermutu :-)

Regards,
Ayah Said