Adik Ale sekarang sudah genap berusia 5 tahun. Waktu abang Al seusianya, latihan puasa sudah dimulai. Abang mulai belajar berpuasa Ramadhan di usia tersebut yakni ketika masuk TK.
Adik sekarang sudah di TK kelas A. Namun sampai hari ke-12 ini memang Adik baru belajar berpuasa 2 hari saja. Itu pun hanya sampai jam 10 dan jam 11. Kendala terbesar adalah membangunkan adik saat sahur karena adik biasanya tidur setelah abang. Berbeda dengan abang dulu yang sudah terbiasa tidur setelah Isya.
Kami memang mengajarkan berpuasa dengan tetap mengenalkan makan sahur sebagai bagian dari ritual berpuasa. Tanpa sahur, kami tidak menyebutnya berpuasa meskipun adik tidak makan dari pagi hingga siang hari di waktu dzuhur.
Baca Juga : Membangunkan Anak Saat Sahur Tanpa Drama
Nah memasuki bulan Ramadhan seperti ini, banyak orang tua merasa khawatir tentang bagaimana cara mengatur jadwal makan dan puasa bagi anak balita mereka. Kekhawatiran itu umumnya dipicu oleh perhatian ayah bunda terhadap kebutuhan nutrisi dan kesehatan anak selama bulan puasa. Misalnya apakah dengan ikut latihan berpuasa, nutrisi anak balita ini masih tetap terpenuhi.
Namun dengan perencanaan yang baik dan pengetahuan tentang cara yang tepat, orang tua dapat membantu anak balita menjalani bulan Ramadhan dengan nyaman dan sehat. Apa saja yang perlu diperhatikan?
Balita belajar berpuasa (Ilustrasi by arabnews.com) |
1. Persiapkan Anak Sejak Dini
Pengalaman Abang Al pertama kali belajar berpuasa, sebelum bulan Ramadhan tiba persiapan sudah dilakukan secara perlahan-lahan. Pembiasaan jadwal makan yang lebih teratur dan atur waktu akan membantu si kecil mengenal puasa secara bertahap. Ketika sudah siap, mulailah dengan mengajak mereka untuk berpuasa setengah hari terlebih dahulu atau pada jam-jam tertentu. Adik misalnya, belajar buka puasa pertama ketika jam sekolahnya usai yakni ketika jam 11 siang. Kemudian tingkatkan durasi puasanya secara perlahan.
Pembelajaran berpuasa ini harus dimulai sejak dini. Jika anak belum terbiasa di usia dini dan baru mulai berpuasa di usia sekolah dasar misalnya 7-10 tahun, kita juga tetap lakukan secara bertahap atau perlahan. Jangan memaksa mereka untuk langsung berpuasa sehari penuh.
Abang Al mulai puasa sehari penuh ketika masuk SD dan bisa berpuasa hampir sebulan penuh ketika berusia 8 tahun.
2. Perhatikan Pola Makan yang Seimbang
Pastikan anak balita mendapatkan asupan nutrisi yang cukup selama waktu berbuka dan sahur. Sajikan makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, serta serat. Hindari makanan yang terlalu manis atau berlemak tinggi, karena dapat membuat si kecil cepat lapar dan kurang bergizi.
3. Jadwalkan Waktu Makan dengan Bijak
Penting untuk menyesuaikan jadwal makan anak balita dengan waktu berbuka dan sahur. Pastikan mereka makan dengan cukup waktu untuk mencerna makanan sebelum mulai berpuasa lagi. Atur juga jadwal makan yang teratur dan seimbang di antara waktu sahur dan berbuka.
Ketika belajar berpuasa, tepat atur waktu makan yang teratur ini. Misalnya anak baru makan jam 11 dan makan lagi snack camilan sekira jam 2 atau jam 3 sore. Ajarkan mereka untuk tetap tidak makan di sela-sela waktu sahur sampai berbuka siang hari tersebut agar mereka mengenal jadwal dan pola.
4. Berikan Minuman yang Cukup
Selama bulan puasa, pastikan anak balita Anda tetap terhidrasi dengan baik. Berikan minuman yang cukup saat sahur dan berbuka, seperti air putih, jus buah tanpa tambahan gula, atau susu. Hindari minuman yang mengandung kafein atau terlalu manis.
5. Perhatikan Tanda-tanda Kesehatan Anak
Bagaimana pun, kesehatan balita adalah yang terpenting. Perhatikan tanda-tanda kesehatan ini selama bulan puasa dan belajar berpuasa. Jika anak terlihat lemas, lesu, atau mengalami masalah kesehatan lainnya, segera hentikan puasanya dan berikan perawatan yang diperlukan.
Baca juga : Ketika Anak Merengek Meminta Batal Puasa
Dengan mengikuti tips di atas dan memperhatikan kesehatan serta kebutuhan nutrisi anak balita selama bulan Ramadhan, ayah bunda dapat membantu mereka menjalani puasa dengan nyaman dan sehat.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi jika diperlukan untuk mendapatkan saran yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi si kecil.
Selamat berlatih ayah bunda
Referensi:
1. "Ramadan and Your Child's Diet." American Academy of Pediatrics, www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/COVID-19/Pages/Ramadan-and-Your-Childs-Diet.aspx.
2. Al-Mulla, Noura. "Practical Tips for Parents: Ramadan Fasting and Your Child’s Diet." Hamad Medical Corporation, www.hamad.qa/EN/news/2017/June/Pages/Practical-Tips-for-Parents-Ramadan-Fasting-and-Your-Childs-Diet.aspx.
3. "Ramadan Health Guide for Healthy Children." Dubai Health Authority, www.dha.gov.ae/en/MedicalSpecializations/Pages/RamadanHealthGuideForHealthyChildren.aspx.